Dr. Erie Siti Syarah, M.Pd. menjadi Dosen Tamu di PG PAUD UNIMAR

Implementasi Landasan Pendidikan Kurikulum Maritim pada Era Globalisasi di PAUD”

Melalui pertemuan Zoom Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin, Fakultas Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) mendapatkan kehormatan untuk menyambut Dr. Erie Siti Syarah, M.Pd., seorang pakar pendidikan yang membawakan kuliah tamu bertema “Implementasi Landasan Pendidikan Kurikulum Maritim pada Era Globalisasi di PAUD”. Dr. Erie memberikan pandangan mendalam mengenai pentingnya pendidikan maritim di usia dini, terutama dalam konteks Indonesia sebagai negara kepulauan dengan warisan maritim yang kaya.

Dalam kuliah tamunya, Dr. Erie menyoroti isu kritis bahwa Indonesia kini menjadi salah satu pemasok sampah terbesar di dunia. Ironisnya, negara indonesia menjadi “lost country” yang kehilangan kesadaran akan identitas maritimnya, lebih sering dianggap sebagai negara agraris. Padahal, Indonesia memiliki perairan yang sangat luas, dan lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut” mencerminkan kebenaran bahwa nenek moyang kita adalah pelaut ulung.

Dr. Erie menekankan bahwa sangat penting untuk menanamkan kesadaran budaya maritim kepada guru PAUD, agar mereka dapat mengenalkan konsep budaya maritim kepada anak usia dini. Anak-anak perlu memahami pentingnya ilmu kehidupan di laut (life science in ocean), karakteristik laut, serta bahaya dan keselamatan saat bermain di laut. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap mengenai laut perlu ditanamkan sejak dini.

Lima Aspek Ruang Lingkup Maritim

Dr. Erie memaparkan bahwa ruang lingkup maritim mencakup lima aspek penting yang dapat dimasukkan dalam kurikulum PAUD:
1. Sumber Daya Maritim: Mengenalkan jenis-jenis sumber daya laut yang dapat dimanfaatkan.
2. Geomaritim dan Dinamika Laut: Mengajarkan tentang dinamika laut dan proses geomaritim.
3. Transportasi Laut dan Industri Maritim: Memperkenalkan transportasi laut dan industri maritim kepada anak-anak.
4. Sejarah, Budaya, dan Inovasi Maritim: Mengajarkan sejarah maritim dan inovasi yang telah dilakukan dalam bidang ini.
5. Geopolitik, Hukum, dan Keamanan Maritim: Mengenalkan dasar-dasar geopolitik, hukum, dan keamanan maritim.

Konten kurikulum di PAUD dapat mengintegrasikan literasi, seni, matematika, dan berbagai disiplin ilmu lainnya dengan tema maritim. Target utama dari konsep maritim ini adalah untuk memperkenalkan maritim kepada anak-anak yang tinggal di perkotaan, memberikan mereka sarana dan prasarana teknologi yang mendukung.

Dr. Erie juga menyebutkan ada konsep seperti “Aku Sayang Bumi” yang bisa dimanfaatkan untuk memasukkan tema maritim. Misalnya, bagaimana membahas tentang pepes ikan dan berbagai kegiatan lainnya yang berkaitan dengan maritim. Ia juga mengkritisi keadaan bahwa meskipun Indonesia adalah negara maritim, masyarakatnya sering kali tidak dapat menikmati ikan segar yang berkualitas baik, dan profesi nelayan sering kali tidak diidamkan oleh generasi muda.

Dr. Erie berharap bahwa mahasiswa Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin dapat menyuarakan kebanggaan sebagai bangsa maritim. Menurutnya, sangat penting untuk menghidupkan kembali kecintaan terhadap maritim dan menginspirasi generasi muda untuk bangga dengan warisan maritim Indonesia. “Kita adalah negara maritim, mari kita suarakan kebanggaan sebagai negara maritim,” tegasnya.

 

 

Kuliah tamu ini memberikan wawasan baru dan inspirasi bagi para mahasiswa PG PAUD Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin. Dengan pengetahuan dan semangat yang baru, diharapkan mereka dapat berperan aktif dalam mengenalkan dan mengajarkan konsep maritim kepada anak-anak usia dini, sehingga identitas maritim Indonesia dapat terus hidup dan berkembang di era globalisasi ini.